Distribusi Minyak Goreng Naik Hingga 800 Ton per Hari

TEMBILAHAN (Kabarinhil.com) – Sebanyak 75 industri minyak goreng sawit (MGS) tercatat ikut serta pada program pemerintah dalam menyediakan dan mendistribusikan minyak goreng curah (MGC) bersubsidi bagi masyarakat dan juga para pelaku usaha mikro dan kecil. Ini merupakan kabar baik, mengingat distribusi minyak goreng curah (MGC) naik 800 ton per hari.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah memberi Ke-75 industri minyak goreng sawit tersebut nomor registrasi dan berkontrak.

“Wajib bagi seluruh perusahaan yang tergabung dalam program ini untuk memproduksi dan mendistribusikan minyak goreng curah kepada masyarakat, masuk juga di dalamnya pelaku usaha mikro dan kecil,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui penjelasannya di Jakarta pada hari Jumat.

Hal tersebut sejalan dengan amanat Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha Mikro, dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Terhitung telah ada 55 dari 75 perusahaan industri peserta program yang mulai memproduksi minyak goreng curah bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara sisanya sama sekali belum mulai produksi minyak goreng curah (MGC). Realisasi jumlah poduksi dari 55 perusahaan industri yang telah berproduksi ini bervariasi.

Baca juga: H. Muhammad Wardan Raih Penghargaan Dari Dewan Harian Nasional

Tercatat ada perusahaan yang produksinya telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, namun ada juga sebagian perusahaan yang produksinya belum sesuai harapkan. Untuk menyukseskan program tersebut, berbagai cara dilakukan, beberapa diantaranya yaitu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan industri agar dapat memenuhi komitmen mereka dalam menyalurkan minyak goreng sawit curah kepada masyarakat sesuai dengan jumlah produksi dan distyang ditargetkan.

Kementerian Perindustrian menyebutkan, dalam upaya pengelolaan dan pengawasan produksi serta pendistribusian minyak goreng curah, Kementerian Perindustrian menginisiasi penggunaan teknologi informasi yang sepakat diberi nama Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH).

“Hal tersebut dilakukan guna memudahkan pelaku industri dalam menjalankan aktivitas, sekaligus untuk menjaga transparansi dan akutabilitas kepada masyarakat sehingga tercipta good governance,” ucapnya.

Terdapat beberapa tampilan fitur dalam SIMIRAH, beberapa di antaranya berupa produksi, pelacakan distribusi minyak goreng curah (MGC), sebaran pendistribusian (lokasi produsen dan distributor), dan real-time distribusi (nasional dan wilayah).

“Kementerian Perindustrian akan melaporkan secara berkala kepada publik tentang penyaluran minyak goreng curah (MGC) bersubsidi untuk seluruh produsen peserta program. Nantinya juga akan diumumkan para pelaku usaha yang tidak mematuhi aturan serta belum mendukung program yang dijalankan, ini agar distribusi minyak goreng naik” imbuhnya.